Di awal pemerintahan baru Presiden Prabowo, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengemukakan hendak mengubah kurikulum pendidikan di Indonesia dari yang asalnya Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning. Dengan wacana tersebut publik mulai merespon dengan berbagai penjelasan dan opini yang beragam tentang Deep Learning ini. Apa yang menarik dari kerangka kerja Deep Learning dan bagimana kerangka kerja ini dapat mendukung Transformasi Sekolah untuk mencetak inovator masa depan? Penulis mencoba mengulasnya di dalam tulisan ini.

Deep Learning sebagai framework pendidikan adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Michael Fullan dan koleganya untuk merevolusi pembelajaran di abad ke-21. Framework ini berfokus pada pembentukan kompetensi utama yang dikenal sebagai “6 Global Competencies” (6 Cs). Kompetensi ini bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan yang relevan untuk menghadapi tantangan dunia modern. Berikut adalah elemen utama dari pendekatan Deep Learning menurut Michael Fullan:

6 Global Competencies (6 Cs):

  1. Character Education: Mengembangkan nilai-nilai moral, ketahanan, tanggung jawab, dan empati pada siswa.
  2. Citizenship: Membentuk warga global yang peduli terhadap dunia, memahami masalah global, dan bertindak secara bertanggung jawab.
  3. Collaboration: Mengasah kemampuan bekerja sama dalam tim secara efektif, dengan empati dan rasa hormat.
  4. Communication: Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan jelas, baik secara lisan, tertulis, maupun melalui media digital.
  5. Creativity: Menginspirasi siswa untuk berpikir kreatif, menghasilkan ide-ide baru, dan berinovasi.
  6. Critical Thinking: Melatih siswa untuk menganalisis informasi, membuat keputusan berdasarkan data, dan memecahkan masalah kompleks.

Ciri Utama Deep Learning Framework:

  • Pembelajaran Mendalam: Fokus pada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata.
  • Perubahan Paradigma Guru: Guru berperan sebagai fasilitator dan co-learner, membantu siswa dalam eksplorasi dan pengembangan keterampilan mereka.
  • Penggunaan Teknologi: Teknologi digunakan sebagai alat untuk memperkaya proses pembelajaran dan menciptakan peluang belajar yang lebih luas.
  • Kontekstualisasi Lokal dan Global: Pembelajaran menghubungkan siswa dengan komunitas lokal sekaligus mempersiapkan mereka untuk konteks global.
Siswa SDN 46 Cakranegara Mataram, salah satu Sekolah Dasar Mitra Trakindo mempresentasikan inovasi perangkat pendeteksi dan alarm gempa pada event Trakindo Innovakids 2024

Manfaat Deep Learning:

  • Membantu siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learners).
  • Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan berbasis proyek dan kolaborasi.
  • Membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan di dunia kerja dan masyarakat modern.
Baca juga :  Alat Deteksi Dini Gempa Bumi - SDN 264 Wawondula

Pendekatan ini banyak digunakan dalam reformasi pendidikan di berbagai negara, karena mampu menjawab kebutuhan transformasi pendidikan menuju pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan berpusat pada siswa.

Siswi SMPN 7 Balikpapan, salah satu Sekolah Menengah Pertama Mitra Trakindo mempresentasikan inovasi Ekstrak Herbal Daun Karamunting untuk Obat Alternatif Diabetes pada event Trakindo Innovakids 2024

Strategi Penerapan Deep Learning dalam Transformasi Sekolah

Pendekatan ini dapat digunakan untuk mentransformasi sekolah di Indonesia dalam melatih siswa menjadi inovator masa depan dengan beberapa cara berikut:

1. Menanamkan Kompetensi Global dalam Kurikulum

Framework ini mendorong pengembangan enam kompetensi:

  • Character: Siswa diajak untuk mengembangkan integritas, empati, dan ketahanan, yang penting untuk menjadi inovator yang etis dan adaptif.
  • Citizenship: Membangun kesadaran global dan tanggung jawab sosial agar siswa dapat menciptakan solusi inovatif untuk tantangan lokal maupun global.
  • Collaboration: Melatih siswa bekerja dalam tim lintas disiplin, yang relevan dengan kerja inovatif di dunia nyata.
  • Communication: Meningkatkan kemampuan menyampaikan ide kreatif dan mempengaruhi audiens dengan efektif.
  • Creativity: Memberikan ruang untuk berpikir kritis dan menghasilkan ide baru.
  • Critical Thinking: Mendorong siswa untuk menganalisis masalah dengan pendekatan inovatif.
Siswa SMPN 2 Dumai, salah satu Sekolah Dasar Mitra Trakindo mempresentasikan inovasi Teh Herbal dari Daun Mangrove pada event Trakindo Innovakids 2024

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

Framework ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, kolaboratif, dan berbasis proyek (project-based learning). Di Indonesia, sekolah dapat mendesain kurikulum berbasis masalah nyata yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.

Inovasi Ekstrak Herbal Daun Karamunting oleh SMPN 7 Balikpapan di pameran Trakindo Innovakids 2024 di Gedung Auditorium Kemendikbuddikti Jakarta

3. Integrasi Teknologi Digital

Sebagai bagian dari era digital, integrasi teknologi dalam proses pembelajaran sangat penting. Framework ini mendorong penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang personal dan mendalam, seperti penggunaan perangkat lunak pembelajaran adaptif, platform kolaborasi digital, dan alat-alat untuk kreasi inovatif.

4. Transformasi Peran Guru

Dalam pendekatan ini, guru berperan sebagai fasilitator dan mentor, bukan hanya sebagai pengajar. Guru dapat membantu siswa mengembangkan mindset inovatif melalui diskusi, umpan balik konstruktif, dan bimbingan personal.

Baca juga :  Manfaat Open Inquiry dalam Challenge Based Learning untuk Siswa Sekolah Dasar

5. Penilaian Berbasis Kompetensi

Framework ini mengedepankan penilaian berbasis proses dan hasil inovatif, seperti proyek, portofolio, atau prototipe, dibandingkan hanya fokus pada ujian standar. Penilaian ini mendorong siswa untuk lebih kreatif dan berorientasi pada solusi.

6. Kemitraan dengan Komunitas dan Industri

Pendekatan ini mendukung kolaborasi antara sekolah, komunitas lokal, dan industri. Kemitraan ini memberikan siswa paparan terhadap tantangan dunia nyata dan peluang untuk mengembangkan solusi inovatif yang aplikatif.

Inovasi Teh Herbal Mangrove oleh SMPN 2 Dumai di pameran Trakindo Innovakids 2024 di Gedung Auditorium Kemendikbuddikti Jakarta

Relevansi di Indonesia

Pendekatan ini sangat relevan untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia, termasuk kesenjangan dalam keterampilan abad ke-21 dan kurangnya penekanan pada kreativitas dan inovasi dalam sistem pendidikan tradisional. Dengan mengadopsi Framework Deep Learning, sekolah-sekolah di Indonesia dapat:

  • Meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Menyiapkan generasi muda untuk menjadi inovator yang relevan secara global dan lokal.
  • Mendukung visi Indonesia untuk menciptakan ekosistem digital dan inovasi yang berdaya saing.

Langkah Implementasi

  1. Pelatihan guru tentang Framework Deep Learning.
  2. Penyusunan kurikulum berbasis proyek dan kompetensi global.
  3. Pengadaan teknologi pendukung untuk pembelajaran digital.
  4. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah, perusahaan teknologi, dan lembaga pendidikan tinggi.

Dengan implementasi yang tepat, pendekatan ini dapat memberdayakan siswa Indonesia untuk menjadi inovator yang kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Related Blog Posts

Manfaat Open Inquiry dalam Challenge Based Learning untuk Siswa Sekolah Dasar

February 12, 2024

Saat kita berbicara tentang pendidikan, penting untuk diingat bahwa pembelajaran yang efektif tidak hanya

  • love
    1
  • Comment 0

Pentingnya Mengembangkan Komunitas Riset Siswa di SD dan SMP

February 2, 2024

Adanya komunitas riset di sekolah begitu penting untuk menumbuhkan budaya Inovasi Siswa sebagai Inovator

  • like
    2
  • Comment 0

Kontribusi Siswa SD Negeri Menghadirkan Berbagai Inovasi Untuk Mendukung Pencapaian SDGs

October 16, 2023

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global

  • No React!
  • Comment 0